Golnews.biz.id - Kemiskinan merupakan persoalan sosial yang mendapat perhatian besar dalam ajaran Islam.
Islam tidak hanya mengajarkan ibadah ritual, tetapi juga memberikan tuntunan komprehensif tentang keadilan sosial dan tanggung jawab ekonomi.
Dalam pandangan Islam, kemiskinan harus ditangani melalui sinergi antara upaya individu, masyarakat, dan negara agar tercipta kehidupan yang seimbang dan penuh keberkahan.
Salah satu cara utama mengatasi kemiskinan adalah melalui zakat, infak, dan sedekah.
Ketiganya merupakan instrumen distribusi kekayaan yang diajarkan Islam.
Zakat, khususnya, memiliki kedudukan wajib bagi umat Muslim yang mampu, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an.
Rasulullah SAW bersabda: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan menunaikan zakat, harta tidak menumpuk pada satu kelompok saja, tetapi mengalir kepada mereka yang membutuhkan.
Islam juga menekankan pentingnya bekerja keras dan tidak bergantung sepenuhnya pada bantuan.
Rasulullah SAW mendorong umatnya untuk mencari nafkah dengan cara yang halal dan sungguh-sungguh.
Dalam sebuah hadis disebutkan "Sungguh, seseorang di antara kalian yang bekerja mencari kayu bakar lalu membawanya di punggungnya, itu lebih baik daripada ia meminta minta kepada orang lain."(HR. Bukhari).
Hadis ini menunjukkan bahwa Islam memuliakan kerja dan melarang sikap malas yang memperparah kemiskinan.
Selain itu, Islam mengajarkan agar umatnya menerapkan etika ekonomi yang adil, seperti tidak berbuat curang, tidak riba, dan tidak memonopoli.
Sistem ekonomi yang bersih dari praktik merugikan akan menciptakan keseimbangan dan kesempatan bagi setiap orang untuk berkembang.
Dalam masyarakat yang berpegang pada prinsip kejujuran dan keadilan, jurang antara kaya dan miskin dapat dipersempit secara bertahap.
Peran masyarakat juga sangat penting dalam menanggulangi kemiskinan.
Islam mengajarkan konsep ukhuwah dan tolong-menolong dalam kebaikan.
Komunitas yang saling peduli akan mampu menciptakan lingkungan yang saling menguatkan.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak beriman seseorang dari kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Muslim).
Kepedulian sosial ini menjadi pondasi dalam membangun masyarakat yang sejahtera.
Terakhir, Islam mendorong pemimpin atau negara untuk memastikan distribusi kesejahteraan yang adil melalui kebijakan publik yang berpihak pada rakyat kecil.
Negara memiliki kewajiban untuk menyediakan lapangan kerja, menjamin keadilan ekonomi, serta melindungi hak-hak kaum lemah.
Dengan sinergi antara ajaran agama, kerja keras individu, solidaritas masyarakat, dan kebijakan negara, kemiskinan dapat ditekan secara berkelanjutan sesuai tuntunan Islam.
